Shadow Word generated at Pimp-My-Profile.com

19 November 2008

Jepang Siap luncurkan "Lift" ruang angkasa.


Itulah impian terbesarnya. Lift ruang angkasa. Di sebuah ruang makan di Tokyo, pebisnis Jepang Shuichi Ohno tampil menggebu-gebu. Sebagai ganti roket, ia ingin menggunakan lift untuk terbang ke ruang angkasa. Akhir pekan ini Shuichi Ohno menyelenggarakan konperensi Lift ruang angkasa pertama di Jepang. Dari segenap penjuru dunia datang para pembicara.

Shuichi Ohno adalah ketua Perhimpunan Lift Ruang Angkasa Jepang. Ia punya model beberapa lift ruang angkasa untuk menjelaskan gagasannya. "Harus dibuat tali sepanjang tiga meter yang tebalnya setengah sentimeter," jelasnya. "Tali ini harus diluncurkan sepanjang 100 ribu kilometer ke ruang angkasa. Kemudian sebuah lift yang diangkat oleh sinar laser mendorong tali itu ke ruang angkasa." Cara menjelaskannya, seolah-olah Shuichi Ohno menganggap itu barang biasa. Dan liftnya mencapai 20 ton. Lebih murah dan lebih aman Shuichi Ohno adalah anggota kelompok yang cepat berkembang di dunia, yaitu kelompok ilmuwan, insinyur dan kalangan penggemar luar angkasa yang yakin bahwa waktunya sudah tiba bagi cara baru melawat ke ruang angkasa. Kabarnya lift ruang angkasa ini lebih murah dan lebih aman katimbang roket. 

Lebih murah karena roket sangat berat oleh bahan bakar yang dibutuhkannya. Lebih aman karena roket yang meluncur cepat itu juga bisa menyebabkan kecelakaan. 

Gagasan lift ruang angkasa ini dianggap serius, sehingga, sejak 2005 di Amerika Serikat diselenggarakan perlombaan mengembangkan lift ini. Sampai tahun 2010, Lembaga luar angkasa Amerika NASA menyediakan dana sebesar empat juta dolar sebagai hadiah kepada pemenangnya. 

Walau demikian, konperensi tentang lift ruang angkasa ini diselenggarakan di Jepang. "Banyak orang Jepang kenal lift ini, karena pada tahun 1980an lift itu sudah digunakan pada film kartun Jepang yang sangat populer." Menurut Ohno, masyarakat Jepang sangat suka pada teknologi dan aparatur yang perlu untuk mewujudkan lift ruang angkasa. 

Kuat tapi ringan
Masalah terbesar adalah membuat tali itu. Dibutuhkan bahan yang 100 kali lebih kuat katimbang baja, tetapi juga lebih ringan. "Kalau pipa-pipa sangat kecil dari zat arang bisa dibuat semurah mungkin, maka lift itu bisa tercipta," demikian Ohno. Pipa-pipa dari zat arang dibuat sedemikian rupa sehingga bisa begitu panjang katimbang pipa biasa. 

"Para ahli berpendapat dibutuhkan kekuatan 300 kilometer per jam," kata Ohno. Dengan kecepatan seperti itu masih dibutuhkan waktu lima hari untuk melawat ke ruang angkasa, sehingga tampaknya lift ruang angkasa bagi barang akan segera terwujud. 

Tinggal soal pipa kecil zat arang yang kuat dan murah serta lift yang cepat harus diselesaikan. Tapi masih adalah tantangan lain. Lebih mudah mengganti pesawat terbang dengan lift ruang angkasa, asal tidak ada badai dan petir. "Bahan ini bisa mengimbaskan listrik, jadi akan ada masalah jika ada petir." Selain itu, semua satelit yang ada di ruang angkasa harus dimusnahkan, kalau tidak bisa terjadi tabrakan. 

Monopoli
"Tapi," kata Ohno, "selama ini kita lebih prihatin dengan masalah-masalah politik dan struktur bangunannya. Kami percaya ini adalah upaya internasional, tetapi besar kemungkinan sebuah negara tertentu akan menuntut hak monopoli." Negara-negara yang selama ini sudah berinvestasi besar-besaran pada teknologi luar angkasa, tentu tidak ingin kalau harga teknologi luar angkasa anjlok. Karena investasinya akan sia-sia belaka. 

Mungkin itu salah satu alasannya kenapa organisasi luar angkasa Jepang JAXA tidak ikut serta dalam konperensi ruang angkasa. "Memang akan hadir ilmuwan JAXA, tapi itu tidak diumumkan secara terbuka." kata Shuichi Ohno.

16 November 2008

Papua Penuh Mujizat


SORONG- Bangga sebagai putera Papua, Menteri Kelautan dan Perikanan Laksamana Madya TNI (Purn) Freddy Numberi mengakui, kekayaan alam yang ada di tanah Papua ini (tanah Papua disebutnya Papua dan Papua Barat) merupakan karunia Tuhan yang patut disyukuri dan dijaga dengan sebaik-baiknya.
Selain memiliki kekayaan alam yang begitu berlimpah, Freddy Numberi juga mengatakan di Papua ini sesuatu bisa terjadi diluar akal pikiran manusia.
Ia pun mencontohkan salah satu keajaiban yang pernah ditemui adalah ketika dirinya menjabat sebagai gubernur Papua. Dimana saat itu (sekitar tahun 1997) negeri kini dilanda krisis ekonomi, namun tanpa diduga tiba-tiba masyarakat di Jayapura dikejutkan dengan munculnya emas di beberapa tempat (seperti di kawasan Paldam dan di Waena Jayapura).
“Jadi saat itu masyarakat di Jayapura dulang emas dimana-mana sampai air kali itu coklat semua. Mau dihentikan juga susah karena itu memang karunia, ada emas yang tiba-tiba muncul. Itu saat saya menjabat sebagai gubernur, tapi setelah saya tidak menjabat, emas itu sudah tidak ada lagi,”ucap Freddy Numberi saat tampail dalam pertemuan dengan civitas akademika Universitas Victory, Sorong, Sabtu (15/11).
“Jadi Papua ini negeri penuh mu’jizat. Ada hal-hal ajaib yang sering terjadi. Karena itu dengan kekayaan alam yang kita miliki, kita harus bekerja keras untuk memanfaatkan segala potensi sumber daya alam yang kita miliki,”tandas Freddy Numberi.
Dalam memanfaatkan sumber daya alam, mantan Menteri Kelauatan dan Perikanan mendorong pengembangan budi daya rumput laut.
Dikatakan Freddy Numberi, rumput laut merupakan salah satu bentuk investasi yang paling murah yang dapat mendatangkan keutungan yang berlipat ganda.
Betapa tidak, dari dari budidaya rumput laut dapat diolah menjadi bahan kosmetik dan bahan bakar minyak etanol. Dengan mampu memproduksi mintak etanol kata menteri alumnus Akademi Angkatan Laut (AAL) 1971 ini, masyarakat pun tidak akan bergantung sepenuhnya pada bahan bakar minyak (BBM) yang harganya kian melambung.
Di Jerman, sebut Freddy Numberi, budidaya rumput laut kini sangat digalakkan. “Kalau di Jerman itu 1 tahun panen 6 kali, kita di Indonesia ini yang punya banyak rumput laut bisa panen setiap tahun. Untuk pengembangan rumput laut itu, kami (Departemen Kelautan dan Perikanan) siap bantu untuk berikan bibit. Ini investasi yang paling murah, hanya dengan tali rapia dan botol Aqua, rumput laut itu sudah bisa dikembangkan. Siapkan mesin dan sebagainya kita bisa produksi etanol,”ujar putera kelahiran Serui, 15 Oktober 1947.
Selain di Universitas Victory, dalam kunjungannya di Sorong, Sabtu, Freddy Numberi juga tampil memberikan kuliah umum di Universitas Kristen Papua (UKIP).
Dalam usaha peningkatan sumber daya manusia (SDM), kepada para dosen (di Universitas Victory di UKIP, Freddy Numberi berharap untuk terus mengembangkan diri dengan menguasai berbagai ilmu sehingga pada akhirnya mampu mendorong kreatifitas mahasiswa.
Ditengah makin ketatnya persaingan, yang dibutuhkan adalah bagaimana kita jeli melihat peluang usaha. Berbicara soal peningkatan kualitas SDM pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Intinya bahwa saat ini yang dibutuhkan adalah manusia yang cerdas, trampil dan pada gilirannya mampu menciptakan lapangan kerja bagi orang lain.
Menekankan pentingnya peningkatan kualiatas SDM bagi para generasi muda di Papua, Freddy Numberi yang mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) di era kabinet Persatuan mengatakan , kesemua ini juga kembali kepada elit-elit politik di tanah Papua.
Jangan sampai setelah jadi pejabat malah uang rakyat dikorupsi. Untuk memajukan Papua, kuncinya adalah mewujudkan SDM yang berkualitas.
“Terjadi perpecahan antar suku itu salah satunya karena SDM yang rendah,”tandas Freddy Numberi.
Dikesempatan itu, suami dari Anna Antoinette juga menekankan perlunya memperhatikan kelangsung planet bumi ini. Pemanasan global (global warming) yang terjadi di bumi ini harus disikapi secara serius.
Akibat penebangan hutan yang tidak terkenali, Freddy Numberi menyebutkan, diluar kejadian tsunami yang meratakan Aceh tahun 2004 lalu, saat ini Indonesia telah kehilangan 24 pulau.
Untuk saja pulau-pulau yang terkikis habis itu merupakan pulau tak berpenghuni sehingga kejadian ini tidak sampai diributkan banyak orang.
Sementara itu saat mengupas soal otonomi khusus (Otsus) di Papua, mantan Komandan Lantamal V ini mengatakan saatnya kini putera asli Papua menjadi tuan di negerinya sendiri. Kesempatan putera Papua menjadi kepala daerah (bupati/walikota) hendakanya dimanfaatkan secara baik dengan lebih memperhatikan kesejahteraan masyarakat di Papua.
Kepada segenap mahasiswa yang hadir dalam kuliah umum di UKIP, Freddy Numberi pun memberikan tip kepemimpinan yang berkaca pada angsa yang cantik, yakni jeli , bijak, memiliki integritas dan ramah.
Menggalakkan penanaman sejuta pohon, dalam kunjungannya di Universitas Viktory, Freddy Numberi dan anggota DPR RI Robert Kardinal berkesempatan menanam pohon sukun. Selain itu Freddy Numberi juga memberikan kenang-kenangan berupa buku hasil karyanya kepada Ketua Yayasan Victory Pdt Eduard Kalami.
Hal yang sama juga dilakukan di UKIP, hanya saja karena Sore itu hujan deras, untuk penanaman 400 pohon yang sediakan akan dilakukan secara simbolis oleh Menteri Freddy Numberi batal dilaksanakan sehingga pertemuan terakhir pun ditandai dengan tukar menukar cindera mata yang diterima dari Rektor UKIP Prof Dr E Sasmoko.
Kuliah umum di UKIP yang dipandu moderator Ferdinan Taa, SH MSi bertajuk ‘pengembangan sumber daya manusia dalam rangka pengelolaan sumber daya alam pada era Otsus di wilayah tanah Papua’, Freddy Numberi yang berbicara penuh semangat tampak menarik perhatian para dosen dan mahasiswa UKIP.
Ini terlihat ruang yang disediakan penuh sesak, serta antuasiasnya mahasiswa untuk mengajukan pertanyaan kepada Menteri Freddy Numberi. Namun sayangnya karena waktu terbatas, hanya dua mahasiswa yang mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan pertanyaannya.
Dalam kunjungannya di Sorong, Menteri Kelautan dan Perikanan Freddy Numberi didampingi Walikota Drs JA Jumame, MM, serta turut hadir Wakil Walikota Hj Baesara Wael, S.Sos MH, Danlanal Kol Laut (P) Yudo Margono dan pejabat lainnya.
Usai memberikan kuliah umum di UKIP, Freddy Numberi juga mendapat kehormatan untuk menutup Raper Kerja (Raker) ke III Sinode Gereja Kemah Injil (Kingmi) Papua yang berlangsung di BLK Km 9. (ros)

Dewan Adat Desak Waka Dipindahkan

Tuntutan tidak Dipenuhi, Ancam ‘Duduki’ Mapolresta

SORONG-Insiden di Km 10 yang berbuntut tertembaknya Yulianus K hingga tewas mendorong Dewan Adat Papua (DAP) Kota dan Kabupaten Sorong angkat bicara. Wakil Ketua DAP Kota dan Kabupaten Sorong Yoel Kamar mendesak Kapolda Papua untuk segera memindahkan Wakapolresta Sorong yang saat ini dijabat Kompol Yusuf Sutedjo, S.IK ke luar Papua.
Pasalnya tindakan Wakapolresta sebagai pimpinan tertinggi saat kejadian dianggap tidak menggunakan pendekatan kemanusiaan lebih dulu dalam hal ini negosiasi, melainkan langsung main tembak. Dikatakan Yoel Kamar, sepanjang sejarah baru kali ini aparat kepolisian menangani kejadian seperti ini dengan cara langsung mengeluarkan tembakan kepada warga sipil.
Selama ini tindakan aparat kepolisian tidak seperti itu, padahal banyak kasus kekacauan yang terjadi lebih hebat dari yang terjadi di Km 10 Selasa pekan lalu. “Untuk itulah Dewan Adat Papua Kota dan Kabupaten Sorong mendesak Kapolda segera memindahkan Wakapolresta Sorong ke luar Papua. Wakapolresta belum memahami secara baik budaya orang Papua,” ujarnya.
Bertempat di kediaman Ketua Dewan Adat Kota dan Kabupaten Sorong Yakomina Isir Sabtu (15/11) lalu Yoel menjelaskan, kalau sampai Kapolda ataupun pimpinan kepolisian tidak memperhatikan hal ini, maka pihaknya akan mengerahkan massa untuk tidur ataupun bermalam di halaman Mapolresta sampai tuntutan pemindahan Wakapolresta dipenuhi.
Dewan Adat sengaja tidak langsung mengeluarkan pernyataan sesaat setelah kejadian karena melihat perkembangan. Untuk menindaklanjuti tuntutan ini, Dewan Adat akan melayangkan surat ke Kapolda melalui Kapolresta Sorong AKBP Jimmy Tuilan, SE pada hari ini Senin (17/11).
Dikatakan, sebenarnya pihak kepolisian dapat memanfaatkan peran Dewan Adat dalam menangani masalah-masalah yang berkaitan dengan masyarakat. Kalau saja Dewan Adat dilibatkan pasti tidak akan terjadi tembak-menembak. Kejadian seperti ini lanjut Yoel Kamar akhirnya menumbuhkan bibit kebencian masyarakat terhadap aparat kepolisian.
Padahal aparat kepolisian harusnya mengayomi masyarakat bukan menembakinya. Masyarakat pasti bisa sadar kalau digunakan pendekatan secara baik, bukan main tembak saja begitu.
“Dewan Adat sering menangani masalah yang melibatkan masyarakat dari suku mana saja dengan masyarakat Papua. Beberapa tahun lalu Dewan Adat menyelesaikan kasus masyarakat Papua tabrak masyarakat Jawa meninggal. Dewan Adat turun tangan menjatuhkan denda adat bagi masyarakat Papua dan memakamkan korban. Penyelesaian tuntas sampai dengan kedua belah pihak. Ke depan kalau terjadi kasus serupa lagi aparat kepolisian melibatkan Dewan Adat,” tegasnya.
Lanjut Yoel, permintaan maaf Kapolresta dapat dipahami dan mengerti. Namun harus diikuti dengan bukti nyata di lapangan yakni dengan membiayai pengobatan korban luka tembak maupun korban laiinnya yang timbul akibat kejadian tersebut. “Harus bayar denda adat terhadap korban yang meninggal. Masyarakat tidak mencari masalah dengan polisi, hanya mencari makan untuk hidup. Saat kejadian saya di Mapolresta melihat aparat kepolisian sudah menggunakan pakaian lengkap seperti keadaan perang,”tandasnya.
Ditambahkan Yoel, masyarakat manapun pasti emosi kalau mendengar masyarakat atau keluarganya ditabrak meninggal dan pelaku kabur. Karena itu masyarakat pun bertindak gegabah. Dalam kondisi seperti itu, dikatakan, polisi semestinya negosiasi dulu, ada anggota polisi yang menjadi negosiator bukan langsung mengeluarkan tembakan dan akhirnya menelan korban jiwa.
Untuk itulah pihaknya meminta anggota polisi yang menembak warga sipil diproses sesuai hukum yang berlaku hingga tuntas. Kejadian ini sekaligus menjadi peringatan bagi pengemudi kendaraan yang sering ngebut atau ugal-ugalan di jalanan harus berhati-hati, keselamatan pejalan kaki juga harus diutamakan.
Aparat kepolisian harus bertindak adil tidak membeda-bedakan msayarakat. Pengamatannya di lapangan, kalau anak-anak Papua yang mabuk diamankan di Polresta langsung dihajar sampai babak belur. Sebaliknya kalau anak-anak non Papua yang mabuk biasanya diamankan dan hanya ditempeleng.

15 November 2008

Welcome ELTON PAPUANS BLOG




Elton Papuan Blog, disini torang bisa tuangkan torang punya Pikiran untuk menulis dan menulis, disini kita mengawali mencoba untuk memanfaatkan tekhnologi bagi pengembangan Manusia Papua